Kejujuran Siswa dalam Proses Pembelajaran
Oleh : Danesqy Herlintang M P
Sikap sosial adalah kecenderungan untuk mengevaluasi hal-hal sosial dengan cara tertentu. Memainkan peran penting dalam perkembangan anak, karena itu membentuk persepsi anak tentang lingkungan sosial dan memiliki pengaruh yang signifikan tentang perilaku (Crano & Prislin, 2011, p. 19). Anak-anak yang mulai berinteraksi dengan sosial lingkungan akan mulai memiliki sikap sosial, dan ini juga terjadi pada usia sekolah dasar anak-anak. Bukti perilaku anak-anak hari ini cukup memprihatinkan. Sekolah dasar siswa sekarang umumnya kurang disiplin daripada biasanya, dan mereka memiliki perawatan rendah dan tanggung jawab. Itu tidak sesuai dengan pengembangan afektif yang ideal dari siswa (Setiawan, 2018. p.13). Ekowarni (2009) berpendapat bahwa ada beberapa nilai yang berkaitan dengan kondisi sosial yang harus ditanamkan di sekolah dasar, termasuk: kesopanan, kepedulian, kerjasama tiveness, disiplin, kerendahan hati, bahkan-marah ness, toleransi, kemandirian, kejujuran, kepercayaan Dence, ketangguhan, kepositifan, keadilan, kedamaian kegenapan, ketekunan, kreativitas, kewarganegaraan, tanggung jawab dan ketulusan.
Lembaga pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting dalam membentuk kepribadian, karakter, serta tingkah laku moral para peserta didik. Di sekolah, para peserta didik diajarkan tentang nilai-nilai kejujuran dan tanggungjawab. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 terkait Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Erlisia Ungusari, 2015). Nilai kejujuran dilandasi oleh nilai-nilai religius dan nilai-nilai etika moral yang berlaku secara umum. Dalam dunia pendidikan, nilai kejujuran perlu dikembangkan untuk menghasilkan sumber daya yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Pendidik atau dosen memiliki peranan penting dalam membangun karakter, kepribadian, dan intelektual peserta didik. (Emosda 2011).
Jujur adalah kecenderungan untuk berbuat atau berperilaku yang sesunguhnya dengan apa adanya, tidak berbohong, tidak mengada ada, tidak menambah dan tidak mengurangi, serta tidak menyembunyikan informasi (Suparman, 2011) Bersikap jujur adalah berkata apa adanya, terbuka, konsisten dengan apa yang dikatakan dan dilakukan, berani karena benar, serta dapat dipercaya. (Jamani, Arkanudin, & Syarmiati, 2013).
Tujuan dari bentuk perilaku jujur yang muncul yaitu menunjukkan tingkat religiusitas yang tinggi yaitu berperilaku yang baik dan bertaqwa kepada Allah, bertawakal, agar mendapatkan kemudahan dari Allah, pasrah kepada Allah SWT, sehingga akan mendapat bantuan dari Allah SWT. (Erlisia Ungusari, 2015). Koellhoffer (2009, hal. 27) bahwa kejujuran berhubungan dengan menghindari kebencian rism, termasuk mengambil ide atau jawaban orang lain tanpa izin selama program pembelajaran cess, tes, dll.
Dalam menerapkan sikap kejujuran tentunya harus ada moral yang tertanam. Moral adalah ajaran tentang baik buruknya suatu perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan lain sebagainya. Moral berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Selain itu moral juga merupakan kontrol dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai hidup.(Fatimah, 2006). Kohlberg menggambarkan tiga tahapan perkembangan moral, yaitu 1) Preconventional Morality, 2) Conventional Morality, dan 3) Postconventional Morality. Tahapan perkembangan moral remaja berada pada tahap konvensional, yang berarti mereka mampu mengenali konsep konsep moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kedisiplinan, dan sebagainya. Hubungan yang dekat atau kerikatan antara remaja dengan orang tua memberikan dampak yang positif bagi perkembangan psikologis remaja. Sehingga mereka dapat bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan luar dengan baik dan dengan cara yang benar, serta mereka mampu mempersiapkan dirinya di masa mendatang dengan matang(Desmita, 2010). Penanaman nilai-nilai kejujuran menuntut tata kehidupan sosial yang merealisasikan nilai-nilai tersebut. Keteladanan yang baik dari orang tua dan guru akan mengantarkan anak didik untuk mendapatkan model yang tepat untuk dijadikan cermin kepribadian dalam kehidupan mereka. Tanpa menyertakan keteladanan (kejujuran) pada pribadi orang tua dan guru, bisa jadi anak didik akan kehilangan figur publik yang bisa membawa mereka menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter. (Emosda, 2011).
.
.
Daftar Pustaka
Crano, WD, & Prislin, R. (2011). Sikap dan perubahan sikap. New York, NY: Pers Psikologi.
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ekowarni. (2009). Pedoman pendidikan akhlak mulia siswa sekolah dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Emosda. (2011). Penanaman Nilai-nilai Kejujuran dalam Menyiapkan Karakter Bangsa. Innovatio,
Vol. X, No. 1,151-166.
Vol. X, No. 1,151-166.
Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV Pustaka Setia.
Jamani, H., Arkanudin, &Syarmiati. (2013). Perilaku Siswa Pengguna Handphone Studi Kasus Pada
Siswa SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSS-2013,
1-14.
Siswa SMP Negeri 4 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSS-2013,
1-14.
Koellhoffer, T. (2009). Character Education: Being fair and honest. NewYork: Infobase Publishing.
Setiawan, A. & Suardiman, S.P. (2018). Assessment of the social attitude of primary school student,
ReiD (Research and Evalution in Education), 4(1), 2018. p. 12-21. DOI: https://doi.org/10.21831/reid.v4i1.19284.
ReiD (Research and Evalution in Education), 4(1), 2018. p. 12-21. DOI: https://doi.org/10.21831/reid.v4i1.19284.
Suparman. (2011). Studi Perbedaan Kualitas Sikap Jujur Siswa Kelas III SMTA Negeri Kota Madiun.
Interaksi, Vol. 7 (1), 1-13.
Interaksi, Vol. 7 (1), 1-13.
Ungasari, Erlisia. (2015). Kejujuran dan Ketidakjujuran Akademik pada Siswa SMA yang Berbasis
Agama. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta..
Agama. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar