Senin, 24 Oktober 2022

 

KONEKSI ANTAR MATERI

PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL”

1.       Resume

Ki Hajar Dewantara telah meletakkan beberapa konsepsi sebagai Dasar Pendidikan Nasional. Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan bagi para seniman pendidikan (guru, pemangku kebijakan, orang tua, dan pejuang pendidikan) untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dasar-dasar pendidikan inilah yang harus dijadikan pedoman dalam pendidikan untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kodratnya.

Menurut KHD, Pendidikan (Opvoeding) memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki Hadjar Dewantara (2009), “Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak agar dapat memperbaiki hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.

Pendidikan merupakan sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hadjar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diwariskan.

Dalam menuntun pertumbuhan kodrat anak, Ki Hadjar Dewantara mengibaratkan peran guru atau pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, atau seorang petani sayuran, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman, menyiramnya setiap hari, memberi pupuk, membasmi hama ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman tersebut. Namun petani tidak dapat memaksa agar jagung tumbuh menjadi padi ataupun tanaman sayuran sawi tumbuh menjadi pepaya. Begitupun dengan seorang guru/pendidik. Pendidik hanya bisa menuntun dan merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya.

Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman, kodrat alam, kita sebagai pendidik harus memberikan teladan yang baik dengan harapan siswa dapat meneladaninya demi membentuk karakter siswa seperti bersikap sopan dan ramah terhadap sesama, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sedangkan kodrat zaman yaitu, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan di Abad 21. Apalagi setelah terjadi pandemi, kini pendidikan dilaksanakan secara dua jenis yaitu luring dan daring sehingga anak dituntut untuk bisa menguasai IT sebagai salah satu sarana untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia.

Oleh karean itu, kita sebagai seorang guru harus memberikan dampingan dan pengawasan serta memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan pengetahuannya seluas luasnya seiring perkembangan zaman dan tidak terlepas dari fungsi kontrol kita sebagai guru dan orang tua yaitu memberikan motivasi dan memberikan pengertian kepada anak atau siswa agar tetap memegang teguh nilai-nilai atau norma-norma kemanusiaan yang ada sehingga tujuan dari mendeka belajar dapat terwujud sesuai dengan semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu “di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan.”

Kita sebagai pendidik harus bisa menjadi pemimpin yang memerdekakan dan memberi teladan, semangat, dorongan serta mengayomi peserta didik. Guru menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai mitra belajar bagi peserta didik, sebab tujuan dari pendidikan harus berfokus pada peserta didik. Pendidik adalah penuntun sehingga dalam pembelajaran di sekolah tugas guru adalah menuntun, membimbing peserta didik dalam mencari dan menemukan konsep-konsep teori dan membantu mereka menerapkan konsep dan teori yang sudah mereka pelajari dalam kehidupannya sehingga peserta didik tidak kehilangan arah dan tidak membahayakan hidupnya.

Dasar pendidikan selanjutnya ialah penanaman budi pekerti atau pengembangan karakter. Menurut Ki Hadjar Dewantara, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat. Hal ini menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan. Budi pekerti juga merupakan modal dasar kebahagiaan yang berperi-kemanusiaan. Budi pekerti merupakan kunci untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan hidup.

Pendidikan haruslah berpihak pada murid. Pendidik harus menghamba pada Sang Anak,  dan lebih mementingkan Sang Anak daripada karirnya sendiri. Segala sesuatu yang pendidik lakukan harus ikhlas dan berpusat pada anak sehingga dapat memerdekakan berdasarkan Pelajar Pancasila.  

Selain itu, kita sebagai pendidik atau guru, harus melaksanakan dasar kerja pendidik seperti yang diungkapkan Ki Hajar, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun semangat, kemauan), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Dalam pelaksanaannya, pendidik harus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pihak sekolah, keluarga maupun masyarakat (Tri Pusat Pendidikan).

Disini peran kita sebagai pendidik harus menuntun kebebasan anak untuk mencapai kebahagiaan lahir batin serta keselamatan anak sesuai dengan kodratnya masing-masing, karena anak dilahirkan sudah mempunyai talenta yang tersendiri, kita hanyalah sebagai penuntun menuju jalan keselamatan. Dalam konteks merdeka belajar, “setiap guru adalah murid dan setiap murid adalah guru”. Artinya pendidikan dapat diperoleh dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Jadi, sekolah bukan satu-satunya sebagai tempat untuk memperoleh pendidikan tetapi sebagai tempat transformasi pendidikan dalam ekosistem belajar.

 

2.       Refleksi

 

Konsep pemikiran saya menjadi berubah setelah mempelajari filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara. Saya menyadari bahwa kekeliruan selama ini memandang anak sebagai objek dalam pembelajaran di kelas, seharusnya merekalah subjek pembelajaran, merekalah pemegang kendali pembelajaran. Pendidik wajib menghamba pada anak dengan segala ketulusan hati agar dapat mewujudkan merdeka belajar pada setiap anak. Adapun perubahan yang saya rasakan dari mempelajari filosofi Ki Hajar Dewantara yakni Sistem Among dalam Pembelajaran, sehingga proses pembelajaran di kelas harus berlandaskan sistem “Among”. Pembelajaran yang dilakukan di kelas bertujuan untuk mendidik anak sebagai Subjek bukan Objek (Karena anak adalah pusat pendidikan). Dalam pembelajaran tidak menghendaki “Paksaan – paksaan” melainkan memberi “tuntunan” bagi anak agar dapat berkembang dengan selamat, baik secara lahir maupun batinnya. Saya menyadari bahwa setiap anak itu istimewa, unik, dan memiliki potensi dalam dirinya. Dalam sistem  Among anak di didik di sekolah sesuai dengan bakat dan minat. Pendidik sebagai Tut Wuri Handayani berperan menuntun, mengasuh, membimbing anak sesuai kodratnya agar jiwanya merdeka secara lahir dan batin. Guru harus memberikan kebebasan pada anak dalam memilih gaya belajar yang mereka sukai. Dari yang tadinya hanya menuruti instruksi akan berubah menjadi “Merdeka Belajar “.  

 

Berdasarkan materi tentang perjalanan pendidikan nasional, sebagai seorang guru harus mampu untuk mengimplementasikan merdeka belajar yang menghasilkan profil “Pelajar Pancasila”, karena sudah seharusnya kita melakukan perubahan-perubahan hebat untuk memberikan tuntunan terbaik kepada peserta didik. Peserta didik diberi kebebasan untuk bereksplorasi, berinovasi dan mengembangkan potensi sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai seorang guru memberikan tuntunan, arahan, bimbingan agar kemerdekaan mereka tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif yang datang. Belajar bisa dilakukan dimanapun sesuai konteksnya. Semua tempat adalah sekolah, semua rumah adalah sekolah. Oleh karena itu, guru harus terus mengembangkan kompetensinya agar dapat beradaptasi dengan perubahan. Kita harus memahami peserta didik sebagai individu yang unik, khas sesuai kodratnya. 

 

Nama: Diana Yuliarti

Kelas: PGSD-3

PPG PRAJABATAN ANGKATAN 1 TAHUN 2022

 

Jumat, 14 Oktober 2022

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

1.      Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Atau bisa dikatakan juga pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memiliki keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.  Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Dimana guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini penting dila karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama.

 

Menurut Tomlinson (2001): pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat ciri, yaitu:

a.        Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada kompetensi dasar pembelajaran.

b.        Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke dalam kurikulum; Di sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik kemudian dimasukan kedalam strategi pembelajaran.

c.         Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa secara mandiri, berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok berdasarkan modalitas belajar, dll.

d.        Siswa secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru. Pembelajaran berdiferensiasi ini berpusat kepada siswa.

 

2.      Karakteristik Pembelajaran Berdiferensiasi

Tomlinson (2000) menyebutkan bahwa ada empat karakteristik utama pembelajaran berdiferensiasi yang efektif, antara lain:

a)        Pembelajaran dengan konsep dan prinsip memberikan dorongan.

b)        Penilaian berkelanjutan.

c)        Menggunakan pengelompokan secara konsisten dan fleksibel.

d)        Siswa aktif bereksplorasi dengan bimbingan dan arahan dari guru.

 

3.      Kelebihan dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi

a.        Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi

Beberapa kelebihan dari pembelajaran berdiferensiasi diantaranya:

1)   Memenuhi kebutuhan peserta didik;

2)   Memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik;

3)   Meningkatkan motivasi peserta didik.

4)   Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah student-centered. Student-centered adalah pendekatan dimana pengajar tidak langsung mengajar kepada peserta didik, melainkan peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.

5)   Peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas.

6)   Jika strategi pengajaran tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka peserta didik dapat kehilangan fokus. Sebaliknya, peserta didik akan terpicu dan terlibat di kelas apabila tugas dan aktivitas yang dilakukan merupakan pilihannya sendiri.

7)   Peserta didik dapat merelasikan pelajaran dengan kehidupan.

8)   Peserta didik dapat menghubungkan pelajaran dengan nilai-nilai yang mereka miliki apabila pembelajaran dilakukan berdasarkan minat peserta didik.

9)   Peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya.

10)    Meningkatkan prestasi peserta didik.

 

b.        Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi

Adapun tantangannya adalah sebagai berikut:

1)        Persiapan yang memakan waktu Guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat pembelajaran dan juga perangkat evaluasi yang banyak. Sehingga tak jarang guru kurang memiliki waktu persiapan yang cukup untuk menerapkannya.

2)        Terbatasnya waktu di kelas, Ada berbagai aktivitas yang dikerjakan, dan pengajar harus dapat mendampingi serta menangani semua peserta didik dalam kelasnya

3)        Guru harus memiliki management skills yang baik. Bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk memiliki management skill yang baik, seperti yang tertuang pada kelebihan pembelajaran berdiferensiasi di atas. Guru juga dituntut untuk mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran.

4)        Kurangnya bahan pembelajaran. Peserta didik diberikan beragam pilihan bahan pembelajaran yang didasarkan pada tingkat kesiapan dan gaya belajar mereka. Artinya, pengajar harus dapat mengumpulkan beragam bahan pembelajaran untuk mengakomodasi kebutuhan setiap peserta didik terpenuhi.

5)        Kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi.

 

4.      Contoh Keragaman peserta didik di kelas

Berikut ini beberapan contoh keragaman peserta didik di kelas, yaitu:

1)   Keberagaman Fisik

a.      Ada peserta didik yang tinggi, sedang, pendek untuk ukuranpada kelasnya.

b.      Ada peserta didik yang gemuk. Sedang, kurus untuk ukuranpada kelasnya.

c.       Ada peserta didik jenis kelamin dan perempuan.

d.      Ada peserta yang memiliki kelengkapan dan fungsi standar pada anggota tubuhnya.

e.      ada juga peserta didik yang memiliki hambatan dalam kelengkapan dan fungsi anggota tubuhnya.

2)   Keberagaman Sensorik

a.      Ada peserta didik yang memiliki penglihatan tanpa hambatan, ada peserta didik yang memiliki hambatan penglihatan.

b.      Ada peserta didik yang memiliki pendengaran tanpa hambatan, ada peserta didik yang memiliki hambatan pendengaran.

3)        Keberagaman Sosial Ekonomi dan Demografis.

a.      Ada peserta didik dari keluarga kaya, sedang, miskin.

b.      Ada peserta didik dari perkotaan dan pedesaan.

c.       Ada peserta didik yang tinggal di perumahan dan masyarakat/perkampungan

4)   Keragaman Jenis Lainnya

Ada peserta dengan hambatan perilaku dan emosi, kesulitan belajar spesifik, autis, dan sebagainya.

Terkait dengan keberagaman peserta didik yang akan, atau sementara dihadapi oleh para pendidik saat ini, maka sikap dan tindakan yang harus dilakukan terhadap keberagaman ini, diantaranya:

a.        Menerima keragamaan peserta didik yang ada di kelas.

b.        Memahami perbedaan keunikan setiap individu peserta didik.

c.         Menciptakan suasana yang aman, nyaman dan ramah bagi semua peserta didik.

d.        Memberikan kebutuhan layanan pembelajaran, khususnya bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus dengan tetap memberikan perhatian yang sama untuk kelas.

 

5.      Teori yang Melatarbelakangi Pembelajaran Berdiferensiasi

1)      Teori Sistem Ekologi

Teori sistem ekologi merupakan pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan. Mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Pada penjelasan teori Bronfenbrenner tersebut, dijelaskan bahwa anak mempunyai lingkungan yang berbeda-beda antara satu individu dengan yang lainnya.

 

2)      Teori Multiple Intelligences

Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya.

Adapun jenis-jenis kecerdasan yaitu:

a.      Verbal Linguistik

b.      Spasial-visual

c.       Logis-matematis

d.      Kinestetik-jasmani

e.      Musical

f.        Interpersonal

g.       intrapersonal

 

3)      Teori Zone of Proximal Development (ZPD)

Perkembangan aktual peserta didik adalah ketika dia bekerja untuk menyelesaikan tugas atau soal tanpa bantuan orang lain. Tingkat perkembangan potensial adalah tingkat dari kompetensi peserta didik yang dapat tercapai ketika dia dibantu oleh orang lain.

 

4)      Learning modalities

Learning Modalities atau Modalitas Belajar merupakan kombinasi antara cara seseorang dalam menyerap pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuan yang didapat.




Created By:

1. Bella Mita Riyani

2. Putri Nurbaiti

3. Ashlih Latifah

4. Tri Mauliyana

5. Diana Yuliarti